Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah
Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, Bud4ya Literasi Sekolah mempunyai tugas yang amat penting dalam menanamkan budaya literat pada anak didik. Untuk itu, tiap sekolah tanpa terkecuali harus menunjukkan tunjangan penuh terhadap pengembangan literasi. Di sekolah dengan budaya literasi yang tinggi, penerima didik akan cenderung lebih berhasil dan guru lebih bersemangat mengajar.
Strategi GLS |
Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, Perlu dipahami bahwa kegiatan membaca menyerupai membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bab dari kerangka besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah bisa menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literat, Beers, dkk. (2009) dalam buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction memberikan beberapa taktik untuk membuat budaya literasi yang faktual di sekolah.
1. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
Lingkungan fisik ialah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga sekolah. Oleh alasannya ialah itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan aman untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi sebaiknya memajang karya penerima didik dipajang di seluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya penerima didik diganti secara rutin untuk menunjukkan kesempatan kepada semua penerima didik. Selain itu, penerima didik sanggup mengakses buku dan materi bacaan lain di Sudut Baca di semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya penerima didik akan menunjukkan kesan faktual wacana komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literasi.
2. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan interaksi yang literat
Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu sanggup dikembangkan dengan ratifikasi atas capaian penerima didik sepanjang tahun. Pemberian penghargaan sanggup dilakukan ketika upacara bendera setiap ahad untuk menghargai kemajuan penerima didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga perilaku dan upaya penerima didik. Dengan demikian, setiap penerima didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu, literasi dibutuhkan sanggup mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bias direalisasikan dalam bentuk ekspo buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif dalam menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya kolaboratif antarguru dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, setiap orang sanggup terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran orang renta sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literasi.
3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan akrab dengan lingkungan akademik. Ini sanggup dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya menunjukkan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan training tenaga kependidikan untuk peningkatan pemahaman wacana kegiatan literasi, pelaksanaan, dan keterlaksanaannya.
Sahabat Dunia Pendidikan, Demikian yang sanggup di sampaikan mengenai Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah, biar bermanfaat bagi kita semua, aamiin
sumber : materi umum literasi Sekolah
0 Response to "Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah"
Post a Comment