Inilah Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Pembelajaran Joyfull Learning (Pakem)

Inilah Yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan Pembelajaran Joyfull Learning (PAKEM)



Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, PAKEM atau biasa juga disebut Joyfull Learning merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Inilah Yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan Pembelajaran Joyfull Learning  Inilah Yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan Pembelajaran Joyfull Learning (PAKEM)
pembelajaran PAKEM

Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus membuat suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya mendapatkan kucuran ceramah guru wacana pengetahuan. Jika pembelajaran tidak menunjukkan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang bisa menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. 

Kreatif juga dimaksudkan semoga guru membuat acara berguru yang bermacam-macam sehingga memenuhi banyak sekali tingkat kemampuan siswa.  

Menyenangkan yaitu suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada berguru sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. 

Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup kalau proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa sehabis proses pembelajaran berlangsung, alasannya yaitu pembelajaran mempunyai sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya menyerupai bermain biasa.

Secara garis besar, PAKEM sanggup digambarkan sebagai berikut:
  • Siswa terlibat dalam banyak sekali acara yang menyebarkan pemahaman dan kemampuan  mereka dengan pemfokusan pada belajar melalui berbuat.
  • Guru memakai banyak sekali alat bantu dan banyak sekali cara dalam membangkitkan semangat, termasuk memakai lingkungan sebagai sumber berguru untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
  • Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan materi berguru yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
  • Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara berguru kelompok.
  • Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam membuat lingkungan sekolahnya.

Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?

1. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak mempunyai sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir mempunyai kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak lantaran hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melaksanakan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur menyerupai yang dimaksud.


2. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan mempunyai kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam acara pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan acara yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih sanggup dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita sanggup membantunya bila menerima kesulitan sehingga anak tersebut berguru secara optimal.


3. Memanfaatkan sikap anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak semenjak kecil secara alami bermain berpasangan atau  berkelompok dalam bermain. Perilaku ini sanggup dimanfaatkan dalam pengorga-nisasian belajar. Dalam melaksanakan kiprah atau membahas sesuatu, anak sanggup bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menuntaskan kiprah dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk menyerupai ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menuntaskan kiprah secara perorangan semoga talenta individunya berkembang.


4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini yaitu memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak semenjak lahir. Oleh lantaran itu, kiprah guru yaitu mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya menunjukkan kiprah atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi kalau …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).


5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan berguru yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disaran-kan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas menyerupai itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan dibutuhkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menjadikan ilham bagi siswa lain. Yang dipajangkan sanggup berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan sanggup berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, sanggup membantu guru dalam KBM lantaran sanggup dijadikan referensi dikala membahas suatu masalah.


6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk materi berguru anak. Lingkungan sanggup ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Peng-gunaan lingkungan sebagai sumber berguru sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan memakai ling-kungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan sanggup dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pe-manfaatan lingkungan sanggup mengembang-kan sejumlah keterampilan menyerupai meng-amati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.


7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan acara belajar

Mutu hasil berguru akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara menunjukkan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan semoga siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas berguru selanjutnya. Guru harus konsisten mengusut hasil pekerjaan siswa dan menunjukkan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.


8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi kalau kursi dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang gotong royong dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan gejala aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental yaitu tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi kalau salah. Oleh lantaran itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang tiba dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’


Inilah Yang Harus Diperhatikan sahabat Dunia Pendidikan dalam Melaksanakan Pembelajaran Joyfull Learning (PAKEM). Demikian yang sanggup disampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Sumber: Bahan Pelatihan WSD AIBEP

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Inilah Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Pembelajaran Joyfull Learning (Pakem)"

Post a Comment